*STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DALAM PELATIHAN SENIOR COURSE HMI*
Oleh: Aswan – Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah (10–16 Mei 2025)
Pelatihan Senior Course (SC) merupakan salah satu jenjang pengkaderan penting dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sebagai peserta dalam pelatihan SC yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Mempawah pada 10–16 Mei 2025, saya merasakan langsung bagaimana pentingnya strategi pembelajaran dalam memastikan tersampaikannya materi-materi secara efektif dan mendalam kepada seluruh peserta. Strategi pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan tercapainya misi HMI, yaitu terbentuknya insan akademis, pencinta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
### Strategi Pembelajaran dalam Konteks Pendidikan Kader HMI
Strategi pembelajaran adalah pendekatan sistematis dalam menyampaikan ilmu dan nilai kepada peserta didik atau kader, dengan tujuan untuk membangun pemahaman, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan visi organisasi. Dalam konteks HMI, strategi pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga transformasional—yakni mendorong perubahan paradigma berpikir dan bertindak para kader.
Beberapa pendekatan strategi pembelajaran yang menurut saya efektif diterapkan dalam pelatihan SC antara lain:
#### 1. *Pembelajaran Partisipatif dan Dialogis*
Pendekatan ini menempatkan peserta bukan sebagai objek yang pasif, tetapi sebagai subjek yang aktif berkontribusi dalam proses belajar. Dalam pelatihan SC, metode diskusi, tanya jawab, dan forum refleksi sangat penting untuk menghidupkan suasana belajar. Strategi ini sejalan dengan teori pendidikan kritis Paulo Freire yang menekankan pentingnya dialog dalam proses pembebasan manusia.
> “Education either functions as an instrument to bring about conformity or freedom.” – Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed (1970)
#### 2. *Kontekstualisasi Materi dengan Realitas Sosial*
Strategi pembelajaran yang maksimal adalah yang mampu mengaitkan materi dengan kondisi sosial, politik, dan budaya yang sedang dihadapi. Materi tentang keislaman, ke-HMI-an, dan kepemimpinan strategis misalnya, akan lebih hidup jika dikaitkan dengan situasi aktual seperti ketimpangan ekonomi, krisis moral generasi muda, atau tantangan dakwah digital.
#### 3. *Pendekatan Integratif: Rasional, Emosional, dan Spiritual*
Pembelajaran dalam HMI tidak bisa hanya mengandalkan aspek rasional (kognitif), tetapi harus menyentuh emosi dan jiwa spiritual kader. Oleh karena itu, perpaduan antara kajian akademik, pengalaman lapangan, dan perenungan nilai-nilai Islam sangat diperlukan. Pembinaan ruhiyah seperti tadabbur, qiyamullail, dan dzikir bersama juga menjadi bagian penting dari strategi pembelajaran ini.
#### 4. *Model Pembelajaran Kolaboratif*
Strategi ini menekankan pentingnya kerja sama antar peserta untuk menghasilkan solusi atau gagasan. Dalam SC, metode seperti studi kasus kelompok, simulasi kepemimpinan, dan role play mampu mendorong interaksi, saling belajar, serta melatih kemampuan berpikir kritis dan strategis secara kolektif.
#### 5. *Evaluasi Reflektif*
Evaluasi bukan hanya untuk mengukur keberhasilan materi, tetapi juga untuk merefleksikan proses belajar. Refleksi harian atau pasca-materi menjadi penting agar peserta menyadari sejauh mana nilai-nilai HMI telah dipahami dan mulai diinternalisasi dalam diri mereka.
### Tantangan dan Solusi
Setiap pelatihan pasti menghadapi tantangan, seperti kurangnya antusiasme peserta, keterbatasan waktu, atau metode yang monoton. Dalam pengalaman saya selama mengikuti SC, pembelajaran menjadi maksimal ketika fasilitator mengedepankan interaksi aktif, menjawab keresahan peserta, dan menghadirkan narasumber yang kompeten dan inspiratif.
Selain itu, teknologi juga bisa dimanfaatkan, misalnya menggunakan media visual (presentasi interaktif), video, atau platform digital untuk memperkaya pengalaman belajar peserta.
### Penutup
Strategi pembelajaran dalam pendidikan kader, khususnya dalam pelatihan Senior Course HMI, harus dirancang secara holistik: mencakup aspek kognitif, afektif, dan spiritual. Dengan mengedepankan pembelajaran partisipatif, kontekstual, dan reflektif, kader HMI tidak hanya menjadi insan akademis yang unggul, tetapi juga menjadi pemimpin masa depan yang berkarakter, berjiwa Islam, dan siap mengabdi demi terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
*Referensi:*
1. Konstitusi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
2. Freire, Paulo. (1970). Pedagogy of the Oppressed
3. Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani Indonesia. Jakarta: Kompas.
4. Sudjana, Nana. (2005). Strategi Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
5. Materi Senior Course HMI – LPI HMI MPO (2020)

Posting Komentar