0

 Filsafat Pendidikan dalam Pelatihan Senior Course HMI

Oleh: Aswan – Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah, 10–16 Mei 2025


Pendahuluan

Pelatihan Senior Course Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu jenjang kaderisasi tertinggi dalam tubuh organisasi ini. Dalam pelatihan ini, kader tidak hanya dibentuk dari segi keterampilan organisasi, tetapi juga pemikiran yang mendalam mengenai nilai-nilai dasar perjuangan, visi kebangsaan, dan kontribusi keilmuan terhadap umat dan bangsa. Salah satu materi yang sangat penting dan fundamental dalam pelatihan ini adalah Filsafat Pendidikan.


Filsafat Pendidikan: Ruang untuk Membentuk Pola Pikir

Filsafat pendidikan, secara sederhana, merupakan upaya reflektif dan kritis untuk memahami hakikat, tujuan, dan arah pendidikan. Dalam konteks pelatihan ini, saya memahami filsafat pendidikan sebagai ruang berpikir untuk membentuk dan menata pola pikir kader agar tidak hanya berorientasi pada praktik, tetapi juga pada nilai dan prinsip dasar.


Filsafat pendidikan tidak sekadar membahas metode mengajar, tetapi menyentuh pertanyaan mendasar seperti:


Apa tujuan dari pendidikan?


Apa nilai-nilai yang seharusnya ditanamkan?


Siapa yang bertanggung jawab atas proses pendidikan?


Bagaimana hubungan antara pendidikan dan perubahan sosial?


Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi dasar yang harus dipahami oleh kader HMI agar dapat menjadi insan akademis, pencipta, dan pengabdi yang sejati.


Mengapa Filsafat Pendidikan Penting dalam HMI?

Sebagai organisasi yang lahir dari rahim kampus dan berpijak pada nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, HMI memiliki tanggung jawab untuk melahirkan pemikir-pemikir kritis dan solutif. Dalam hal ini, filsafat pendidikan memberi fondasi yang kokoh untuk memahami bagaimana ilmu dan pendidikan seharusnya menjadi alat pembebas, bukan penindas.


Menurut Paulo Freire dalam bukunya Pedagogy of the Oppressed, pendidikan sejati adalah proses yang membebaskan manusia dari struktur yang menindas. Pendidikan yang hanya berorientasi pada hafalan dan doktrin tanpa refleksi kritis justru menjauhkan manusia dari kemanusiaannya. Oleh karena itu, kader HMI perlu memahami bahwa filsafat pendidikan adalah alat perjuangan intelektual dan sosial.


Pendidikan sebagai Proses Transformasi

Dalam pelatihan ini, saya menangkap bahwa pendidikan bukanlah proses statis, melainkan dinamis. Pendidikan membentuk manusia seutuhnya—tidak hanya dari segi kognitif, tetapi juga afektif dan moral. Filsafat pendidikan membantu kita melihat bahwa pendidikan yang ideal harus mampu menjawab tantangan zaman, menjadi instrumen perubahan sosial, dan memperkuat nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.


Sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah upaya menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Di sinilah filsafat pendidikan menjadi kompas yang menuntun arah pembentukan karakter dan pola pikir kader.


Penutup

Melalui pelatihan Senior Course HMI Cabang Mempawah yang saya ikuti pada tanggal 10–16 Mei 2025, saya menyadari bahwa filsafat pendidikan bukan hanya teori yang jauh dari praktik, tetapi justru menjadi fondasi penting untuk membentuk pribadi kader yang berpikir sistematis, kritis, dan humanis. Ini menjadi bekal penting untuk menjawab tantangan umat dan bangsa ke depan.


Referensi:


Freire, Paulo. Pedagogy of the Oppressed. New York: Continuum, 1970.


Dewantara, Ki Hadjar. Pendidikan. Yogyakarta: Taman Siswa, 1932.


Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.


Hasan Langgulung. Pendidikan Islam dan Tantangan Zaman. Bandung: Pustaka, 1995.


Posting Komentar

 
Top